Sudah
lama blog ini terbengkalai, kalo di dunia nyata mungkin sudah lumutan. Kali ini
saya bercerita tentang liburan atau jalan-jalan, namun semenjak kuliah sudah
lama saya tidak berlibur bersama keluarga entah karna sibuk dengan karirnya masing-masing
Ceritanya
dimulai saat UTS, karena 1 hari hanya 1 mata kuliah dan masih pagi pula, ada
teman yang ngajak jalan-jalan yaa sekalian menyegarkan otak agar lancar kembali
digunakan. Tujuan perjalanan kali ini adalah “Wisata Kebun Raya Bogor” siapa
coba yang ngga kenal Kebun Raya Bogor, sebuah kebun botani besar yang terletak
di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis
koleksi pohon dan tumbuhan, disana juga ada pusat-pusat keilmuan seperti
Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan Pustaka
Setelah
ngumpul-ngumpul “berasa banyak padahal cuma ber-7” berangkatlah kita ke stasiun
yang terdekat dari kampus, menunggu transportasi baja kotak besar yang berlalu lalang
di atas 2 bilah besi selalu berpasangan. Dan akhirnya yang ditunggu-tunggu datang
juga, suasana dalam kereta tidak begitu ramai karena bukan jam sibuk dan arah
bogor pula, selama tiga puluh menit melewati beberapa stasiun, sawah, jembatan,
pemukiman penduduk, sampai akhirnya tiba di stasiun terakhir “Stasiun Bogor”.
Pas udah sampe sebenernya males turun, udah lengket di bangku kereta tinggal
bobo-bobo ganteng deh
Jarak
dari stasiun ke kebun raya bisa dibilang tanggung (kalo jalan kejauhan kalo
naek angkot kedeketan) karena kelebihan duit jadinya naek angkot “hahaa”
sekitar lima menit desek-desekan karena porsi 6 orang malah diisi 7 orang
sampailah saya di pintu masuk (entah pintu berapa) Kebun Raya. Bertanya kepada
receptionist alias penjaga penjual tiket kebun raya dan membeli beberapa lembar
tiket alhasil diizinkan untuk bisa menjelajah seluruh isi kebun yang amat luas
di Bogor
Tempat
pertama kunjungan saya adalah Istana Bogor, walaupun kebunnya dibuka secara
umum namun Istananya tidak dibuka untuk umum jadi cukup melihat bangunan megah
berwarna putih besar dari kejauhan. Berjalan dan terus berjalan tujuan
selanjutnya Museum Zoologi Bogor, melewati pohon-pohon yang berumur puluhan
tahun, udara yang sejuk, tapi agak sedikit panas karna sudah siang tempat yang
dituju terlihat juga, saya disambut tulang ikan paus putih yang berada di
ruangan 6x20 meter “untung ga ada tulang pinokio didalemnya”. Berbagai koleksi
fauna ada disini namun tidak dalam bentuk hidup, mulai dari mamalia,
ikan,burung, reptil, hingga serangga terkecil-pun ada
Terik
matahari semakin menjadi-jadi, sudah jam makan siang pula, karena tidak ada
yang membawa bekal makanan seperti nasi, perut ini hanya di ganjal beberapa
gorengan khas bogor “tapi rasanya sama aja kaya gorengan depok” istirahat
sejenak, tidak lupa melakukan sholat wajib 5 waktu saya dan kawan-kawan kembali
berjalan menuju ke tempat berikutnya yaitu Jembatan Gantung Merah, kurang afdol
rasanya kalo belum sampai di jembatan merah yang fenomenal
Kaki
sudah terasa letih, betis sudah agak membesar, dan otot-otot kaki menegang, berfoto-foto
dan beristirahat sejenak karena rute yang dilewati lumayan jauh, melewati jalan
aspal panjang yang dikelilingi pohon-pohon tinggi dan rindang, sebelum sampai
saya melewati sebuah makam yang terawat rapih dan apik, entah makan siapa karena
tidak sempat membaca keterangan yang tertera di pintu masuk pagar makam
Sesampainya
di jembatan merah ternyata ada yang sedang berfoto untuk keperluan pernikahan
istilah kerennya photo prawedding. Oia ada mitos menarik yang beredar, bila dua
sejoli atau sepasang kekasih melewati jembatan ini berjalan menyebaranginya
maka di percaya hubungan percintaanya akan berakhir.Namun sebaliknya, bila
berjalan di Jembatan bukan bersama kekasih melainkan hanya teman, jika
berpacaran dipercaya akan langgeng dan bahkan bisa sampai ke jenjang pernikahan,
boleh percaya boleh tidak itu kembali ke kepercayaan kalian masing-masing
Setelah
puas melihat dan menyeberangi jembatan merah, perut terasa memberontak lagi,
sudah sore juga dan belum bertemu nasi sebutir-pun, rintik hujan mulai turun
yaa namanya juga kota hujan wajarlah sore-sore cerah dalam sekejap bisa turun
hujan beruntung hujannya ngga deres hanya gerimis, sebenarnya masih banyak
tempat yang belum sempat dikunjungi, perjalanan dilanjutkan menuju pintu keluar
dan ternyata satu-satunya pintu terbuka adalah pintu yang dilewati saat pertama
masuk kebun raya, dengan melihat peta kecil di brosur jarak tempuh menuju pintu
lumayan jauh, dan berjalan kaki lagi
Setelah
berjalan, berjalan dan berjalan melewati sedikit jalan berkelok dan menanjak sampailah
di pintu keluar, saya dan kawan-kawan memutuskan menuju mall yang terletak
tidak jauh dari kebun raya untuk mencari tempat makan. Perut sudah terisi nasi,
energi juga sudah kembali pulih saatnya kembali melanjutkan perjalanan pulang
menuju stasiun Bogor.
Itulah
sedikit kisah jalan-jalan saya bersama teman kampus, jika ada perjalanan lain
yang menarik untuk diceritakan mungkin akan saya ceritakan, mohon maaf apabila
masih adanya kalimat atau kata-kata yang bercampur aduk dengan bahasa
keseharian. Sekian dari saya, terima-kasih.