Judul Film : The Billonaire
Sutradara : Songyos Sugmakanan
Pemain : Pachara Chirathivat ( Top Ittipat )
Walanlak Kumsuwan ( Lin, Pacar Ittipat )
Somboonsuk Niyomsiri ( Paman Ittipat )
Genre : Drama
Asal Negara : Thailand
Bahasa : Thailand
Produksi : GMM Thai Hub (GTH)
Durasi : 131 menit
Film – film drama dari Thailand
memang sangat menarik, salah satunya “The Billionaire” Film kisah nyata dari
pengusaha muda bernama Top Ittipat yang mencetuskan cemilan dari rumput laut
Tao Kae Noi, sebenarnya bukan Top yang pertama kali membuat cemilan itu, dia
hanya memperbarui dan mengembangkan cemilan dari provinsi Rayong. Biar lebih
jelas ceritanya silahkan menyimak resensi filmnya.
Ittipat Kulpongwanich atau lebih
dikenal dengan nama Top, seorang pemuda yang sangat gemar bermain game online
sejak duduk di bangku SMA. Bahkan saat didalam kelas Top masih bermain game
kegemarannya. Suatu saat ketika sedang bermain game online, ada member lain
dari game online tersebut bernama Jack ingin membeli senjata milik Top. Awalnya
Top tidak ingin menjual senjatanya, namun setelah ditawari akan diberi uang
sebesar 30 Bath yang ditransfer melalui rekening pamannya, akhirnya Top berani
untuk menjualnya. Dari penjualan senjatanya itulah, dia semakin lama semakin
mendapat keuntungan yang cukup besar sampai dia pun mampu membeli sebuah mobil.
Top mulai melakukan sebuah bisnis dari situ, Namun, kedua orang tua Top tidak
setuju akan apa yang dilakukan oleh Top mengenai perdagangan senjata game online.
Saat orang tua Top mengetahui bahwa anaknya tidak diterima di Universitas
Negeri, orang tuanya pun kecewa dan marah dengan kelakuan Top yang tidak
menghiraukan pendidikannya.
Keesokan hari, akun game online
Top dihapus oleh admin game online tersebut karena telah dianggap menyalahgunakan
game untuk melakukan perdagangan, dia pun bingung bagaimana untuk mendapatkan
uang lagi seperti sebelumnya untuk biaya masuk Universitas. Namun Top adalah seseorang
yang tidak pantang menyerah, Top pun berinisiatif untuk membuat bisnis baru
membuka toko DVD player. Tapi naas Top ditipu, dvd player berjumlah 50 unit itu
ternyata rusak semua karena berupa DVD Player bajakan. Setelah itu Top memasuki
tempat Food Expo, ia melihat mesin pembuat kacang sangria, Top berfikir mencoba
untuk membuat peluang bisnis baru, yaitu ingin berjualan kacang. Ia pun mulai
melakukan survey di lapangan dan melakukan berbagai macam cara untuk membuat
kacang yang diminati oleh pasar, dan akhirnya Top berhasil membuat kacang yang
enak. Top menyewa lokasi di mall untuk berjualan kacang. Namun kacang yang
dijual Top tidak seberapa laku karena dirasa lokasinya tidak strategis, dan dia
pun pindah ke lokasi yang dirasa cukup strategis, yaitu di dekat pintu masuk
mall. Hari pertama pun, kacang Top laku habis. Tanpa fikir panjang ia segera
membuat cabang bisnis kacangnya. Beberapa hari kemudian bisnis kacang Top mulai
terancam untuk diberhentikan karena oleh pihak mall terlihat dagangan kacang
Top mengotori atap mall.
Suatu malam, kedua orang tua Top
mengajak Top untuk pindah ke cina, namun Top bersikukuh untuk tetap tinggal di
Thailand melanjutkan bisnisnya. Sayang sekali bisnis kacang Top harus berhenti
sampai disitu karena lokasi dagangannya telah dijual ke pihak lain.
Pagi hari, Top mengetahui bahwa
rumahnya telah akan disita. Top pun sedih tidak tahu harus berbuat apa, sampai
ketika ia bertemu dengan kekasihnya yang baru pulang dari Rayong dan membawa
oleh-oleh cemilan rumput laut. Setelah ia mencoba rumput laut tersebut,
ternyata rasanya sangat enak. Dari situlah, Top memulai memikirkan bisnis baru
yaitu, bisnis makanan rumput laut. Top berusaha merintis bisnis barunya dengan
baik dan dia belajar ke ahlinya untuk membuat rumput laut. Awalnya, hasil
gorengan rumput laut oleh paman dan Top tidak ada yang berhasil aliat terasa
pahit semua. Namun, karena suatu kejadian yang dialamin oleh pamannya, ada satu
bungkus rumput laut yang terkena air hujan. Dari situlah, rumput laut yang
dogoreng Top rasanya menjadi enak, ternyata harus dibasahi terlebih dahulu baru
digoreng. Top mulai memproduksi rumput laut tersebut dalam jumlah banyak untuk
dijual. Ia menjual daganganya di counter pusat perbelanjaan. Ternyata memang
benar, dagangan Top laku keras.
Kemudian Top mencoba untuk
bekerja sama dengan 7-eleven, ia
menawarkan produk rumput lautnya. Namun pertama kali ia datang, produknya
ditolak karena dengan alasan kemasan rumput laut Top tidak layak jual dan
terlalu besar, serta harga jual rumput laut Top yang juga dirasa cukup mahal
oleh 7-eleven. Top tidak menyerah begitu saja, ia mencoba untuk merubah desain
kemasannya dengan bantuan seorang designer. Ia menamakan produknya dengan nama
Tao Kae Noi yang artinya pengusaha muda.
Dengan semangat, ia kembali ke
7-Eleven, namun ia gagal bertemu dengan manager 7-eleven. Akhirnya, Top
memberikan sample produknya kepada satpam penjaga lift di sana. Dan ternyata
produknya diambil oleh beberapa karyawan di gedung itu. Di saat Top merasa
putus asa, tiba-tiba ia di hubungi oleh pihak 7-Eleven karena produknya
diterima. Top sangat senang dan ia segera menandatangani kontrak yang dibuat
oleh 7-eleven. Dari salah satu kontrak tersebut menyebutkan bahwa Top harus memproduksi
72000 kemasan untuk dikirim ke 6000 cabang, tentu saja ia harus memiliki
pabrik, karena selama ini ia menggoreng rumput laut hanya di rumah.
Kemudian ia teringat keluarganya
masih mempunyai sebuah ruko kecil. Maka ia merenovasi kantor tersebut menjadi
sebuah pabrik. Pada akhirnya, kerja keras dan semangatnya berbuah hasil. Ia
berhasil merenovasi kantor ayahnya menjadi pabrik dan mempekerjakan beberapa
karyawan. Namun pada saat pihak 7-eleven menginspeksi pabrik Top, 7-eleven
merasa pabrik Top belum memenuhi standart. Lagi-lagi Top tidak menyerah begitu
saja, ia segera menyempurnakan apa saja yang masih kurang dan akhirnya
kontraknya disetujui.
Akhirnya, setelah 2 tahun, Top
mendapat hasil kerja kerasnya, dia bisa melunasi hutang kedua orang tuanya. Di
usianya 26 tahun, ia berhasil memiliki pendapatan tahun 2010 mencapai sebesar
1.500 juta bath (Rp 450 Miliyar), memiliki 2500 karyawan, mengirim produknya ke
6000 cabang 7-eleven. Mengeskspor cemilan rumput lautnya ke 27 negara di dunia,
dan memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan.
Kelebihan dan Keurangan :
Kelebihan dari film ini sangat
banyak dan berguna bagi penonton, salah satunya jangan mudah meyerah apabila
mendapat kegagalan, ada beberapa orang berpendapat “Kegagalan adalah awal
keberhasilan” entah itu benar atau tidak.
Kekurangan dari film ini mungkin
ada di awal film ketika Top bermain game di dalam kelas saat guru sedang
menjelaskan pelajaran, tapi itu semua tergantung dari kita sebagai penonton
menilai adegan tersebut sebagai apa, bisa menjadi positif bila contoh itu
dimaknai agar tidak melakukan perbuatan seperti Top di dalam kelas.
Pesan yang dapat diambil dari
film :
-
Jangan
mudah menyerah
- Yakin
akan apa yang kita lakukan pasti berhasil
- Jujur
dalam segala hal
- Mau/ada
keninginan untuk belajar hal yang ingin kita ketahui
- Berkorban
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar